STRUKTUR
KARBOHIDRAT
Karbohidrat berasal
dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan hidrat yang berarti unsur air
(H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat molekul H2O. Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n. Secara struktur, karbohidrat memiliki
4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O)
dan gugus aldehida (-CHO).Karbohidrat juga didefinisikan sebagai
polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu
struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus
karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur
karbohidrat yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya
berada di selain ujung rantai.
Berdasarkan jumlah
sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah
karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya hanya tersusun dari
beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis.
Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon, dan jumlah atom
penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing monosakarida, yaitu :
1. Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang
penting dalam lintasan metabolik fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk
ke dalam golongan ini adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui,
walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
3. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam
fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose (ribose dan deoksiribosa) juga
membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat, yang penting bagi semua
kehidupan.
4. Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam
tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi bangun utama dari banyak macam
karohidrat lain termasuk pati dan selualosa. Kunci dari heksosa adalah glukosa
dan fruktosa.
5. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat
antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika tidak dalam bentuk itu, gula ini
jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :
Karbohidrat yang
paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai dua atau lebih gugus
hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida mengandung
gugus aldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal jadi terdapat dua streoisomer
dari aldose tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Sedangkan
dihidroksi aseton adalah ketosa karena mengandung gugus keton.
Di bawah ini digambarkan anggota
deret aldose sebagai berikut :
Di bawah ini digambarkan anggota
deret ketosa sebagai berikut :
Pada senyawa
organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya atom asimetris atau
C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga monosakarida akan memiliki
banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral yang ada pada
molekulnya,rumus 2n,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah
karbon atom pusat pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral
memiliki empat gugus subtituen yang berbeda.
Monosakarida
bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang sinar terpolarisasi
yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui monosakarida.
Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu isomer
aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan
(kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal
ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan
isomer-l(L).
Semua monsakarida
bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus
aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam,seperti
tembaga (Cu) dan Perak (Ag).
Struktur Proyeksi fisher dan hawort |
Struktur proyeksi
Fisher dan Haworth :
1. Struktur
proyeksi Fischer
Emil Fischer
(1852-1919) seorang ahli kimia organik bangsa jerman yang yang memperoleh
hadiah nobel untuk ilmu kimia pada tahun 1902 atas hasil karyanya tentang kimia
ruang (stereokimia) dan umus srtuktur karbohidrat, menggunakan rumus proyeksi
untuk menuliskan rumus struktur karbohidrat.
Proyeksi fischer
digunakan untuk mengutamakan konfigurasi (R) dan (S) dari karbon chiral. Pada
proyeksi fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon digambarkan secara
vertical (tegak) dengan gugusan aldehid atau keto berada pada puncak dari
rumus.
Karbon nomor dua
dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian glisheraldehid berbentuk
sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditaruh diatasnya).
Enansiomer ini dinamakan (R)-2,3 dihidroksipropanal dan (S)-2,3
dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini ditunjukkan dengan nama klasikalnya,
D-gliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil pada karbon chiral,
sedangkan dari L-enansiomernya digambarkan dengan gugus hidroksil diproyeksikan kekiri.
ua dari
aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan chiral yang terakhir
(gugus hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan kekanan. Karbon chiral ini
mempunyai konfigurasi yang sama seperti karbon dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa
yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3 diproyeksikan kekiri,
konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan dasar konfigurasi dari
karbon chiral, semua karbohidrat dapat digolongkan kedalam satu dari dua
subdivisi utama atau keluarga, keluarga D atau keluarga L. Semua golongan D
monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari atomkarbon chiral paling bawah
diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru berlawanan, gugus
hidroksil pada hidroksil atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan kekiri.
Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka semua
monosakarida yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida. Dengan
sistematis ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia monosakarida yang
banyak ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan gugus H-C-OH dan gugus
HO-C-H berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan nomor 2 pada D-Gliseraldehida.
Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa dan 8 aldoheksosa.
2. Proyeksi Haworth
Sir Walter Norman
Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun 1937 memperoleh
hadiah nobel,berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima atom karbon yang
pertama dengan atom oksigen dapat membentuk cincin segienam. Oleh karena itu,
ia mengusulkan penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan
dan piran.
Berdasarkan bentuk ini, maka rumus
struktur glukosa yang terdapat dalam keseimbangan antara α- D- glukosa adalah
sebagai berikut :
Rumus proyeksi
Haworth biasanya digunakan untuk memperlihatkan bentuk cincin monosakarida.
Walaupun batas cincin yang letaknya terdekat dengan pembaca biasanya
digambarkan oleh garis tebal. Cincin piranosa beranggotakan enam karbon tidak
merupakan bidang datar, seperti ditunjukkan oleh proyeksi Haworth. Pada
kebanyakan gula, cincin ini berada dalam konfirmasi kursi, tetapi pada beberapa gula cincin
tersebut berada dalam bentuk kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh
rumus konfirmasi. Konfirmasi dimensi spesifik gula sederhana 6 karbon penting
dalam menentukan sifat biologis dan fungsi beberapa polisakarida.
Monosakarida-monosakarida penting :
1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom
C (triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga dinamakan aldotriosa.
D-gliseraldehid
(perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga disebut paling
sederhana)
2. Dihidroksiaseton
Dihidroksiaseton adalah monosakarida
sederhana yang mengandung gugus ketosa.
3. D-glukosa (karbohidrat terpenting
dalam diet)
Glukosa merupakan
aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah.Gula ini terbanyak ditemukan di alam.
D-glukosa
(perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
4. D-fruktosa (termanis dari semua
gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang
lain karena merupakan ketoheksosa.
D-fruktosa
(perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
5. D-galaktosa (bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri
pada sistem biologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.
D-galaktosa
(perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
Perbedaan pokok
antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis lingkaran)
6. D-ribosa
(digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan
penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya bagi genetika bukan merupakan
sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan
menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna kerangka DNA.
D-ribosa (perhatikan gula ini
memiliki 5 atom C)
2. DISAKARIDA
Disakarida
merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di alam dari
Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaitu oligos=beberapa, sedikit
dan saccharum=gula.
Oligosakarida biasanya mengandung paling sedikit dua unit monosakarida dan
tidak melebihi delapan unit monosakarida. Jika hanya mengandung dua unit
monosakarida maka disebut disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut
trisakarida dan seterusnya.
Disakarida adalah
karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang berikatan kovalen
dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabung
kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk
antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain atau
ikatan tersebut terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida dan gugus
hidroksil pada monosakarida lainnya. Ikatan glikosida segera terhidrolisa
oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida
dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya dengan perebusan
oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan menghasilkan dua mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
maltosa (gula gandum), Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu)
merupakan anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan oleh namanya,
tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.
a. Maltosa
Maltosa adalah
suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari hidrolisis
parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa adalah disakarida
yang paling sederhana, mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh
suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu
glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.Konfigurasi atom
karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua residu D-glukosa
adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit monosakarida
yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan pada
lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa berada dalam bentuk
piranosa.
Maltosa adalah gula
pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas, yang
dapat dioksidasi.Residu glukosa dari maltosa dapat berada dalam bentuk α maupun
β, Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa
dihirolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat
spesifik terhadap ikatan α(1→4) Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu
D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa,
sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom
karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul
glukosa lainnya.
Dari struktur
maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu menghubungkan
atom karbon 1 dari α-D-glukosa dengan atom karbon 4 dari α-D-glukosa. Maltosa
adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus karbonil yang berpotensi
bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua
molekul D-glukosa oleh enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan
α(1-4).
b. Sukrosa
Sukrosa termasuk
disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak terdapat
dalam tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam
kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh
molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa
dibentuk oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi.
Berlawanan dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon
anomer bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada
sukrosa berikatan satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi.
Struktur sukrosa (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida) |
Atom-atom isomer
unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan glikosilik yakni
α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa tidak
mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton). Sukrosa mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa dikatalis oleh sukrase (disebut juga invertase karena menubah
aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri).
c. Laktosa
Laktosa adalah
komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun
dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
1,4′-β.
Karena laktosa
memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa, laktosa
adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim
galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang
sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau
terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan
penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3. POLISAKARIDA
Polisakarida
terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida. Contoh
dari homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah
asam hialuronat.
Struktur homopolisakarida
Struktur heteropolisakarida
Beberapa sifat polisakarida berbeda
sekali dengan monosakarida atau disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai
berikut :
1.
Polisakarida tidak mempunyai rasa
manis
2.
Tidak mempunyai struktur kristal.
Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan larutan koloidal dan tidak dapat
bereduksi.
3.
Polisakarida tidak dapat diragikan.
4.
Daya kelarutan dan daya reaksinya
jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan gula-gula lainnya
5.
Polimer tepung (amilum), glikogen,
dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa, tetapi sifat kimianya,
fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak ditentukan oleh komponen-komponen
alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting
diterangkan di bawah ini :
1. Selulosa
Selulosa adalah
polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam
mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk
mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa
kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh
dinding usus.
Selulosa merupakan
polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding sel tumbuhan.
Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit kacang,
buah-buahan dan sayuran.
Selulosa merupakan
polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana monosakarida
yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang
ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam
dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang
serabut paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.
2. Chitin
Chitin merupakan
polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah besar pada
kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan
annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi. Polisakaridanya
merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas
ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai substansi penunjang
pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai
rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak
larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral
lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang
pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer
berantai lurus dengan nama lain
β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin) (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai
persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar monomernya
terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -1,4. Sedangkan perbedaannya pada
selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon nomor 2,
pada kitin digantikan oleh gugus asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin
menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin. Struktur kitin dapat
dilihat pada gambar.
3. Glikogen
Glikogen merupakan
homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam ikatan 1→4
dan 1→6. Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa
serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang
disimpan dalam hati dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas.
Bila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali menjadi glukosa.
Glikogen ini
merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif dipelajari. Pada
manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang merupakan
cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali dari
glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat
dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk rantai panjang, pada titik cabang
terbentuk ikatan 1→6. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur yang
menyerupai pohon. Dalam molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit
glukosa dimana atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus
1-OH lainnya terikat dalam formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik. Gugus 1-OH
tunggal yang bebas dinamakan “ujung pereduksi” (reducing end) dari molekul
ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung non-pereduksi” didapat (gugus
4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
4. Pati
Pati merupakan
polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.Pati merupakan polimer
α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai
4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin
(pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien
polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme
dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang
disebut dengan “pati hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang
tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat
membentuk sol atau jel yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat
digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh
gula atau asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam
biji-bijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa
mikron, sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan enzim
amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Komponen amilosa
pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 1→4 glikosidik, terdiri
atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida membentuk
sebuah heliks. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang mengandung
ikatan 1→4 dan 1→6 unit glikosil, hal sama seperti dalam glikogen. Tentu
saja amilopektin mempunyai lebih banyak struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan
1→6 dan rantai lebih panjang.
Potongan Amilosa
Lokasi terbentuknya
cabang amilopektin
5. Asam Hialuronat
Asam Hialuronat
merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas disakarida dari
N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat kepada
N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik,
tetapi disakarida yang berurutan terikat 1→4. Asam hialuronat didapat dalam
cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.
Sekian, itulah penjelasan materi beserta gambar dari struktur karbohidrat. Semoga dengan adanya penjelasan materi diatas maka anda dapat terbantu. Jika ada kritik dan saran terkait artikel ini silahkan tinggalkan komentar anda dibawah. Terima kasih telah berkunjung.
Belum ada tanggapan untuk "STRUKTUR KARBOHIDRAT"
Posting Komentar