Basidiomycetes/Basidiomycota
Kelompok kelas ini paling maju diantara semua kelas jamur, terdiri dari 15000 jenis dengan kurang lebih 500 marga, baik bersifat saprofit maupun parasit. Jenis yang bersifat parasit adalah hidup atau tumbuh pada kayu, akar dan batang tumbuhan, sedangkan yang bersifat sarofit antara lain hidup di tanah kering dan daun kering. Basidiomycetes seperti pada ascomycetes, tidak ditemukan struktur motil dan miseliumnya bersekat. Basidiomycetes membentuk tubuh buah disebut basidiokarp, merupakan struktur yang padat, mencolok dan dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Basidiokarp merupakan struktur reproduksi yang membentuk basidia yang lebih bervariasi daripada askus. Basidia memiliki ciri khas yaitu terbentuk 4 spora secara eksogen. Spora pada basidiomycetes disebut basidiospora dan disebabkan oleh angin, insekta atau agensia yang lain.
=> Susunan tubuh
Pada umumnya susunan tubuhnya berupa filamen yang disebut hifa dan membentuk kumpulan hifa disebut miselium. Miselium pada Basidiomycetes melalui 3 tingkatan sebelum jamur melengkapi daur hidupnya. Tahap pertama diwakili oleh miselium primer yang dibentuk oleh perkecambahan spora. Pada miselium primer tidak terbentuk organ kelamin, perkembangbiakan dengan membentuk konidia atau oidia. Pada tahap berikutnya akan membentuk miselium sekunder berasal dari miselium primer yang terjadi sebagai berikut: dua hifa yang biasanya berlawanan strain (+, -) bertemu, dinding yang terjalin antara keduanya larut. Kedua protoplas yang masing-masing mengandung satu inti bersatu tetapi intinya tidak bersatu. Dengan demikian terjadi fase dikarion. Sel yang bersifat dikariotik membelah berulang-ulang membentuk miselium sekunder. Pada miselium sekunder agar supaya sel tetap bersifat dikariotik dalam perkembangannya dibentuk hubungan ketam.
=> Hubungan ketam
Apabila sel dikariotik (A) siap untuk membelah tampak pertumbuhan keluar seperti penonjolan dari dindingnya (B) yang mencul ditengah antara dua inti dikarion. Dua inti tersebut kemudian membelah secara simultan, satu dari empat inti tersebut terdapat dalam kait (C). Kemudian terbentuk sekat pada bagian pangkal ketam tersebut (D). Akibatnya kait tersebut putus hubungan dengan sel utama, oleh karena itu disebut sel ketam. Sel ketam sekarang tumbuh menjadi struktur seperti kait dan bersatu dengan dinding lateral (E) dari sel utama bagian bawah. Hubungan antara keduanya itulah tang disebut dengan hubungan ketam. Inti yang terdapat dalam sel ketam kemudian berpindah pada bagian sel anakan bagian bawah. Sekat lain yang terletak secaravertikal di atas sel ketam terbentuk (E). Sel induk menjadi dua sel anakan, sel anakan bagian atas mempunyai dua inti dan sel pada bagian bawahterdapat dua inti pula. Hubungan ketam umumnya dibentuk pada sel terminal dari miselium sekunder. Hubungan ketam tersebut akan menyebabkan terjadinya fase dikariotik dari miselium primer yang bersifat monokariotik.
Gambar 4.23 pembentuk
Miselium sekunder akan membentuk tubuh buah. Hal ini disebut miselium tersier. Tubuh buah jamur oleh karena itu dibentuk oleh miselium tersier.
Gambar 4.24 perkembangan basidiokarp dari miselium sekunder yang berasal dari persatuan yang berasal dari persatuan dua hifa inti haploid.
=> Reproduksi secara gametik
Proses terjadinya fase dikariotik pada miselium sekunder dari miselium primer disebut diploidisasi atau dikariotisasi.
Tahap pertama diploidisasi adalah terjadinya dikarion pada persatuan. Sel dikariotik melalui pembelahan dan adanya hubungan ketam akan membentuk miselium sekunder.
Diploidisasi terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1.Persatuan hifa
2.Konjugasi basidiospora
3.Persatuan dan oidia yang berkecambah
4.Persatuan antara dua sel haploid dari strain yang berbeda
Basidiokarp
Pada jamur tingkat tinggi basidiomycetes (Homobasidiomycetidae) miselium sekunder berkembang membentuk tubuh buah disebut basidiokarp. Bagian dari miselium sekunder yang membentuk tubuh buah seringkali disebut miselium tersier yang bersifat dikariotik. Basidiokarp pada basidiomycetes sangat bervariasi dalam ukuran, tipe, tekstur, dan bentuk. Variasi dari tekstur yaitu tipis, berlendir, seperti kertas, tebal dan berdaging, dalam ukuran mulai dari mikroskopis sampai makroskopik mencapai tiga kaki atau lebih diameternya. Bentuk basidiokarp juga bervariasi seperti bentuk payung, kipas, dan kancing.
Gambar 4.25 Perkembangan basidiokarp
Basidia
Struktur reproduksi yang khas dari kelas basidiomycetes secara umum ada dua tipe yaitu holobasidia dan fragmobasidia. Holobasidia adalah tidak bersekat oleh karena itu uniseluler, sedangkan fragmobasidia bersekat. Holobasidia merupakan ciri khas bagi kelompok basidiomycetes yang membentuk tubuh buah. Lapisan fertil pada basidia disebut himenium dan terjalin diantara basidia adalah hifa steril disebut parafisa.
Perkembangan holobasidia atau homobasidia adalah sederhana, bentuknya seperti gada dan berasal dari miselium tersier dalam basidiokarp. Basidia muda dengan dua inti terpisah dari hifa pendukung oleh sekat (a). Selama perkembangan lebih lanjut basidia muda bertambah ukuran dan membesar, dua inti bersatu (kariogami) kemudian terjadi pembelahan meiosis membentuk 4 inti haploid (c,d). Basidia tetap tidak bersekat atau satu sel dan hal ini disebut holobasidium. Holobasidia berbentuk gada mendorong keluar 4 bentuk penonjolan pada ujungnya (d) disebut sterigma. Pada ujung tiap sterigma membesar membentuk bentukan seperti kantong disebut inisial basidiospora, setiap inisial basidiospora dimasuki inti haploid dari basidium. Basidiospora terbentuk secara eksternal, 2 strain + dan 2 strain -.
Gambar 4.26 perkembangan holobasidia
Fragmobasidia merupakan ciri khas pada kelompok jamur mots dan smutyang umumnya tidak membentuk tubuh buah. Fragmobasidia dibentuk dari perkecambahan spora yang merupakan sel dengan dua inti (dikariotik) dindingnya tebal dan disebut teleutospora (probasidia). Dua inti dalam probasidia bergabung membentuk zigot. Spora dinding tebal yang mengandung zigot disebut hipobasidium (C). Spora kemudian berkecambah membentuk promiselium atau epibasidium. Zigot mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan 4 inti haploid. Pada epibasidium setiap inti, kemudian dibentuk sekat, sehingga terbentuk 4 sel, tiap sel mengeluarkan tonjolan kecil disebut sterigma. Pada ujung sterigma membesar terbentuk seperti kantung yang disebut inisial basidiospora. Sementara itu inti haploid pada tiap epibasidium membelah secara mitosis menjadi dua, satu migrasi pada inisial basidiospora melalui sterigma dan yang lain tetap dalam epibasidia. Inisial basidiospora dengan satu inti masak menjadi basidiospora.
Gambar 4.27 Perkembangan Fragmobasidi
Pada fragmobasidia berdasarkan pembelahan oleh sekat melintang atau membujur dibagi menjadi 3 tipe sebagai berikut.
a) Tipe stikobasidial
Pada tipe ini berbentuk silindris dengan sekat melintang terbagi menjadi dua bagian yaitu hipobasidium dan epibasidium. Sekat dibentuk dalam hipobasidium dan tiap sel hipobasidium membentuk epibasidium secara lateral dan tak bersekat. Pada epibasidia terbentuk secara terminal dengan sterigma pendek.
Contoh: Auriculariales
b) Tipe Klastobasidial
Pada fragmobasidia tipe ini sekat dibentuk secara vertikal. Sekat dibentuk dalam hipobasidium yang bentuknya membulat. Tiap sel dari hipobasidia memanjang menjadi cabang memanjang, pada ujungnya disebut epibasidia. Pada setiap epibasidia muncul basidiospora pada ujungnya.
Contoh: Tremellales
c) Tipe Menggarpu
Probasidia atau hipobasidia dibentuk pada ujung hifa dengan dua inti. Ujung menggarpu disebut epibasidia. Seluruh strukturnya memiliki tipe menggarpu, pada tiap ujungnya terbentuk basidiospora. Pada fragmobasidia tipe menggarpu ini, tidak dibentuk sekat.
Contoh: Dacromycetidae
Gambar 4.28 Tipe-Tipe Fragmobasida
Sekian.. itulah beberapa materi tentang Jamur kelompok Basidiomycota yang dapat saya berikan semoga dapat memberikan manfaat bagi anda... terima kasih!
Kelompok kelas ini paling maju diantara semua kelas jamur, terdiri dari 15000 jenis dengan kurang lebih 500 marga, baik bersifat saprofit maupun parasit. Jenis yang bersifat parasit adalah hidup atau tumbuh pada kayu, akar dan batang tumbuhan, sedangkan yang bersifat sarofit antara lain hidup di tanah kering dan daun kering. Basidiomycetes seperti pada ascomycetes, tidak ditemukan struktur motil dan miseliumnya bersekat. Basidiomycetes membentuk tubuh buah disebut basidiokarp, merupakan struktur yang padat, mencolok dan dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Basidiokarp merupakan struktur reproduksi yang membentuk basidia yang lebih bervariasi daripada askus. Basidia memiliki ciri khas yaitu terbentuk 4 spora secara eksogen. Spora pada basidiomycetes disebut basidiospora dan disebabkan oleh angin, insekta atau agensia yang lain.
=> Susunan tubuh
Pada umumnya susunan tubuhnya berupa filamen yang disebut hifa dan membentuk kumpulan hifa disebut miselium. Miselium pada Basidiomycetes melalui 3 tingkatan sebelum jamur melengkapi daur hidupnya. Tahap pertama diwakili oleh miselium primer yang dibentuk oleh perkecambahan spora. Pada miselium primer tidak terbentuk organ kelamin, perkembangbiakan dengan membentuk konidia atau oidia. Pada tahap berikutnya akan membentuk miselium sekunder berasal dari miselium primer yang terjadi sebagai berikut: dua hifa yang biasanya berlawanan strain (+, -) bertemu, dinding yang terjalin antara keduanya larut. Kedua protoplas yang masing-masing mengandung satu inti bersatu tetapi intinya tidak bersatu. Dengan demikian terjadi fase dikarion. Sel yang bersifat dikariotik membelah berulang-ulang membentuk miselium sekunder. Pada miselium sekunder agar supaya sel tetap bersifat dikariotik dalam perkembangannya dibentuk hubungan ketam.
=> Hubungan ketam
Apabila sel dikariotik (A) siap untuk membelah tampak pertumbuhan keluar seperti penonjolan dari dindingnya (B) yang mencul ditengah antara dua inti dikarion. Dua inti tersebut kemudian membelah secara simultan, satu dari empat inti tersebut terdapat dalam kait (C). Kemudian terbentuk sekat pada bagian pangkal ketam tersebut (D). Akibatnya kait tersebut putus hubungan dengan sel utama, oleh karena itu disebut sel ketam. Sel ketam sekarang tumbuh menjadi struktur seperti kait dan bersatu dengan dinding lateral (E) dari sel utama bagian bawah. Hubungan antara keduanya itulah tang disebut dengan hubungan ketam. Inti yang terdapat dalam sel ketam kemudian berpindah pada bagian sel anakan bagian bawah. Sekat lain yang terletak secaravertikal di atas sel ketam terbentuk (E). Sel induk menjadi dua sel anakan, sel anakan bagian atas mempunyai dua inti dan sel pada bagian bawahterdapat dua inti pula. Hubungan ketam umumnya dibentuk pada sel terminal dari miselium sekunder. Hubungan ketam tersebut akan menyebabkan terjadinya fase dikariotik dari miselium primer yang bersifat monokariotik.
Gambar 4.23 pembentuk
Miselium sekunder akan membentuk tubuh buah. Hal ini disebut miselium tersier. Tubuh buah jamur oleh karena itu dibentuk oleh miselium tersier.
Gambar 4.24 perkembangan basidiokarp dari miselium sekunder yang berasal dari persatuan yang berasal dari persatuan dua hifa inti haploid.
=> Reproduksi secara gametik
Proses terjadinya fase dikariotik pada miselium sekunder dari miselium primer disebut diploidisasi atau dikariotisasi.
Tahap pertama diploidisasi adalah terjadinya dikarion pada persatuan. Sel dikariotik melalui pembelahan dan adanya hubungan ketam akan membentuk miselium sekunder.
Diploidisasi terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1.Persatuan hifa
2.Konjugasi basidiospora
3.Persatuan dan oidia yang berkecambah
4.Persatuan antara dua sel haploid dari strain yang berbeda
Basidiokarp
Pada jamur tingkat tinggi basidiomycetes (Homobasidiomycetidae) miselium sekunder berkembang membentuk tubuh buah disebut basidiokarp. Bagian dari miselium sekunder yang membentuk tubuh buah seringkali disebut miselium tersier yang bersifat dikariotik. Basidiokarp pada basidiomycetes sangat bervariasi dalam ukuran, tipe, tekstur, dan bentuk. Variasi dari tekstur yaitu tipis, berlendir, seperti kertas, tebal dan berdaging, dalam ukuran mulai dari mikroskopis sampai makroskopik mencapai tiga kaki atau lebih diameternya. Bentuk basidiokarp juga bervariasi seperti bentuk payung, kipas, dan kancing.
Gambar 4.25 Perkembangan basidiokarp
Basidia
Struktur reproduksi yang khas dari kelas basidiomycetes secara umum ada dua tipe yaitu holobasidia dan fragmobasidia. Holobasidia adalah tidak bersekat oleh karena itu uniseluler, sedangkan fragmobasidia bersekat. Holobasidia merupakan ciri khas bagi kelompok basidiomycetes yang membentuk tubuh buah. Lapisan fertil pada basidia disebut himenium dan terjalin diantara basidia adalah hifa steril disebut parafisa.
Perkembangan holobasidia atau homobasidia adalah sederhana, bentuknya seperti gada dan berasal dari miselium tersier dalam basidiokarp. Basidia muda dengan dua inti terpisah dari hifa pendukung oleh sekat (a). Selama perkembangan lebih lanjut basidia muda bertambah ukuran dan membesar, dua inti bersatu (kariogami) kemudian terjadi pembelahan meiosis membentuk 4 inti haploid (c,d). Basidia tetap tidak bersekat atau satu sel dan hal ini disebut holobasidium. Holobasidia berbentuk gada mendorong keluar 4 bentuk penonjolan pada ujungnya (d) disebut sterigma. Pada ujung tiap sterigma membesar membentuk bentukan seperti kantong disebut inisial basidiospora, setiap inisial basidiospora dimasuki inti haploid dari basidium. Basidiospora terbentuk secara eksternal, 2 strain + dan 2 strain -.
Gambar 4.26 perkembangan holobasidia
Fragmobasidia merupakan ciri khas pada kelompok jamur mots dan smutyang umumnya tidak membentuk tubuh buah. Fragmobasidia dibentuk dari perkecambahan spora yang merupakan sel dengan dua inti (dikariotik) dindingnya tebal dan disebut teleutospora (probasidia). Dua inti dalam probasidia bergabung membentuk zigot. Spora dinding tebal yang mengandung zigot disebut hipobasidium (C). Spora kemudian berkecambah membentuk promiselium atau epibasidium. Zigot mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan 4 inti haploid. Pada epibasidium setiap inti, kemudian dibentuk sekat, sehingga terbentuk 4 sel, tiap sel mengeluarkan tonjolan kecil disebut sterigma. Pada ujung sterigma membesar terbentuk seperti kantung yang disebut inisial basidiospora. Sementara itu inti haploid pada tiap epibasidium membelah secara mitosis menjadi dua, satu migrasi pada inisial basidiospora melalui sterigma dan yang lain tetap dalam epibasidia. Inisial basidiospora dengan satu inti masak menjadi basidiospora.
Gambar 4.27 Perkembangan Fragmobasidi
Pada fragmobasidia berdasarkan pembelahan oleh sekat melintang atau membujur dibagi menjadi 3 tipe sebagai berikut.
a) Tipe stikobasidial
Pada tipe ini berbentuk silindris dengan sekat melintang terbagi menjadi dua bagian yaitu hipobasidium dan epibasidium. Sekat dibentuk dalam hipobasidium dan tiap sel hipobasidium membentuk epibasidium secara lateral dan tak bersekat. Pada epibasidia terbentuk secara terminal dengan sterigma pendek.
Contoh: Auriculariales
b) Tipe Klastobasidial
Pada fragmobasidia tipe ini sekat dibentuk secara vertikal. Sekat dibentuk dalam hipobasidium yang bentuknya membulat. Tiap sel dari hipobasidia memanjang menjadi cabang memanjang, pada ujungnya disebut epibasidia. Pada setiap epibasidia muncul basidiospora pada ujungnya.
Contoh: Tremellales
c) Tipe Menggarpu
Probasidia atau hipobasidia dibentuk pada ujung hifa dengan dua inti. Ujung menggarpu disebut epibasidia. Seluruh strukturnya memiliki tipe menggarpu, pada tiap ujungnya terbentuk basidiospora. Pada fragmobasidia tipe menggarpu ini, tidak dibentuk sekat.
Contoh: Dacromycetidae
Gambar 4.28 Tipe-Tipe Fragmobasida
Sekian.. itulah beberapa materi tentang Jamur kelompok Basidiomycota yang dapat saya berikan semoga dapat memberikan manfaat bagi anda... terima kasih!
Belum ada tanggapan untuk "JAMUR KELOMPOK BASIDIOMYCOTA"
Posting Komentar